RENUNGAN UNTUK MUSLIM
UST. SARTONO
SATU KEHARUSAN
Bagi seorang muslim ada suatu
keharusan, yaitu memfokuskan kehidupan ini hanya untuk Allah Subhanahu
wata’ala, hidup dan mati hanya untuk Allah Rabb semesta alam. Syaikhul Islam
Ibnul Qoyyim rohimahullah berkata :
عَلاَمَةُ
صِحَّةِ الاِراَدَةِ :
أَنْ يَكُونَ هَمُّ
المُرِيْدِ رِضَا رَبِّهِ, وَاسْتِعْدَادَ لِلِقَائِهِ, وَحُزْنَهُ عَلَي وَقْتٍ
مَرَّ فِي غَيْرِ مَرْضَاتِهِ, وَأَسَفَهُ عَلَي قَرْبِهِ وَالأُنْسَ بِهِ.
وَجَمَاعُ ذَلِكَ أَنْ يُصْبِحَ وَيُمْشِيَ وَلَيْسَ لَهُ هَمٌّ غَيْرَهُ.
“Tanda-tanda benarnya keinginan
adalah :
Yang dicari hanya ridlo Allah Subhanahu wata’ala, siap-siap untuk
berjumpa dengan-Nya, gelisah atas waktu lewat yang tidak dipakai untuk
ridlo-Nya, sedih tidak taqarrub kepada-Nya, dan merasa terhibur bila bersama
dengan-Nya. Kesimpulan semua itu ialah : pagi dan sore tidak ada keinginan
selain-Nya.”
Syaikh Ibrahim At Taimi berkata :
مَثـــَّلْتُ نَفْسِي
فِي النَّارِ أُعَالِجُ أَغْلاَلَهَا وَسَعِيْرَهَا وآكُلُ مِنْ زَقُّوْمِهَا
وَأَشْرَبُ مِنْ حَمِيْمِهَا.فَقُلْتُ ياَ نَفْسُ أَيُّ شَيْئٍ تَشْتـــَهِيْنَ؟
قَالَتْ أَرْجِعُ إلِيَ الدُّنـــْيَا أَعْمَلُ عَمَلاً أَنْجُو بِهِ مِنْ هَذَا
اْلعَذَابِ.
و مَثـــَّلْتُ نَفْسِي
فِي الْجَنَّةِ مَعَ حُوْرِهَا أَلْبَسُ مِنْ سُنْدُوْسِهَا وَاسْتــَبْرَقِهَا
وَحَرِيْرِهَا. فَقُلْتُ ياَ نَفْسُ أَيُّ شَيْئٍ تَشْتـــَهِيْنَ؟ قَالَتْ
أَرْجِعُ إلِيَ الدُّنـــْيَا فَأَعْمَلُ عَمَلاً اِزْدَادَ بِهِ مِنْ هَذَا
الثـــَّـوَابِ. فَقُلْتُ الآنَ أَنـــْتِ فِي الدُّنـــْيَا وَفِي
اْلأَمْنِيَّةِ.
“Aku umpamakan diriku masuk neraka
yang harus bersinggungan dengan belenggu neraka dan apinya yang menyala-nyala,
serta aku harus memakan buah zaqqum dan harus meminum airnya yang sangat
mendidih. Maka aku katakan pada diriku, “Wahai diriku, jika demikian
keadaannya, apa yang engkau inginkan ?” Diriku berkata, “Aku kembali kedunia
saja melakukan amalan yang bisa menyelamatkan aku dari adzab yang seperti ini.”
Dan aku umpamakan diriku masuk surga, bersenang-senang bersama
bidadarinya, akau pakai pakaian sutra halus dan sutra tebal, serta sutra (indah
dan warna warni). Maka aku katakan pada diriku, “Wahai diriku, jika demikian
keadaannya, apa yang engkau inginkan ?” Diriku berkata, “Aku kembali kedunia
saja melakukan amalan yang dengan amalan itu bisa menambah pahala ini.”
Maka aku katakan, “Wahai diriku, sekarang ini engkau sedang didunia dan dalam
keadaan sejahtera.”
DUA PENJAGAAN
Dua hal yang harus selalu dijaga
oleh manusia, yaitu hati dan lisan. Karena hati yang selamat akan selamat
pula anggota badan lainnya, sehingga orang lain akan selamat dari sakitan dan
gangguan tangan dan lisannya, serta selamat pula harta, jiwa, dan kehormatan
orang, serta sedikit kejahatan dan kesalahan ditengah-tengah kehidupan.
إِنَّ لُقْمَانَ كَانَ
عَبْدًا حَبَشِيًّا فَدَفَعَ إِلَيْهِ سَيِّدُهُ شَاةً وَقَالَ : اِذْبَحْهَا
وَآتِنِي بِأَطْيَبِ مُضْغَتــَيْنِ مِنْهَا!. فَآتاَهُ بِاْلقَلْبِ وَاللِّسَانِ.
ثُمَّ بَعْدَ أَيــَّامٍ آتاَهُ بِشَاةٍ أُخْرَى وَقَالَ لَهُ : اِذْبَحْهَا
وَآتِنِي بِأَخْبَثِ مُضْغَتــَيْنِ مِنْهَا!. فَآتاَهُ بِاْلقَلْبِ وَاللِّسَانِ.
فَسَأَلَهُ سَيِّدُهُ عَنْ ذَلِكَ فَقَالَ : هُمَا أَطْيَبُ شَيْئٍ إِذَا طَابَا
وَأَخْبَثُ شَيْئٍ إِذَا خَبُثاَ.
“Sesungguhnya luqman adalah seorang hamba habasyah. Tuannya pernah
menyerahkan kepadanya seekor kambing dan berkata, “ Sembelihlah kambing ini dan
berikan kepada saya dua daging yang paling bagus!” maka luqman memberikan hati
dan lidah. Kemudian setelah beberapa harituannya menyerahkan lagi seekor
kambing yang lain dan berkata kepadanya, “ Sembelihlah kambing ini dan berikan
kepada saya dua daging yang paling jelek!” maka luqman memberikan hati dan
lidah. Bertanyalah tuannya kepadanya tentang dua daging itu, maka ia menjawab,
“Dua daging itu daging yang paling bagus bila keduanya bagus, dan dua daging
itu yang paling jelek jika keduanya jelek.”
TIGA KELEBIHAN
Setelah
melaksanakan islam secara kaffah manusia boleh memilih amalan-amalan yang
menjadi kelebihannya, misalnya bacaan al qur’an, kedermawanan dan lain
sebagainya.
رُوِيَ عَنِ النَّبِيِّ أَنَّهُ قَالَ : حُبِّبَ إِلَيَّ مِنْ
دُنْيَاكُمْ الطِّيْبُ وَالنِّسَاءُ وَجُعِلَتْ قُرَّتُ عَيْنِي فِي الصَّلاَةِ.
وَكَانَ مَعَهُ أَصْحَابُهُ جُلُوْسًا.
Diriwayatkan
dari Nabi shollallahu alaihi wasallam bahwasanya ia bersabda, “Dicintakan
kepadaku dari duniamu minyak wangi dan wanita, serta dijadikan penyejuk mataku
dalam shalat.” Pada saat itu para shahabat sedang pada duduk bersama Nabi
shollallahu alaihi wasallam.
فَقَالَ أَبُوْ بَكْرٍ صَدَقْتَ يَا رَسُوْلَ اللهِ وَحُبِّبَ
إِلَيَّ مِنَ الدُّنـــْيَا ثَلاَثٌ النَّظْرُ إِلَي وَجْهِ رَسُوْلِ اللهِ,
وَإِنْفَاقُ مَالِي عَلَي رَسُوْلِ اللهِ, وَأنْ تَكُوْنَ ابْنَتِي تَحْتَ
رَسُوْلِ اللهِ.
Maka
menyahutlah Abu Bakr radiyallahu anhu, “Enkau benar hai Rasulullah shollallahu
alaihi wasallam, dan dicintakan kepada saya dari dunia tiga hal; melihat wajah
Rasulullah, menginfaqkan hartaku kepada Rasulullah, dan putriku dibawah
Rasulullah.”
فَقَالَ عُمَرُ صَدَقْتَ يَا أَباَ بَكْرٍ وَحُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ
الدُّنـــْيَا ثَلاَثٌ اَلْأَمْرُ بِاْلمَعْرُوْفِ وَالنَّهْيُ عَنِ اْلمُنْكَرِ
وَالثـــَّوْبُ اْلخَلَقُ.
Maka
menyahutlah Umar radiyallahu anhu, “Engkau benar hai Abu Bakar, dan dicintakan
kepada saya dari dunia tiga hal; amar ma’ruf, nahyi munkar dan pakaian usang.”
فَقَالَ عُثـــْمَانُ صَدَقْتَ يَا عُمَرُ وَحُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ
الدُّنـــْيَا ثَلاَثٌ اِشْبَاعُ اْلجَيْعَانِ وَكِسْوَةُ اْلعُرْيَانِ
وَتِلاَوَةُ الْقُرْآنِ.
Maka
menyahutlah Utsman radiyallahu anhu, “Engkau benar hai Umar, dan dicintakan
kepada saya dari dunia tiga hal; memberi makan orang yang lapar, memberi
pakaian orang yang telanjang, dan membaca al Qur’an.”
فَقَالَ عَلِيٌّ صَدَقْتَ يَا عُثـــْمَانُ وَحُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ
الدُّنـــْيَا ثَلاَثٌ الخِدْمَةُ لِلضَّيْفِ وَالصَّوْمُ فِي الصَّيْفِ
وَالضَّرْبُ بِالسَّيْفِ.
Maka
menyahutlah Ali karomallahu wajhuh, “Engkau benar hai Utsman, dan dicintakan
kepada saya dari dunia tiga hal; melayani tamu, puasa dimusim panas, dan
memukul dengan pedang.”
فَبَيْنَمَا هُمْ كَذَلِكَ إِذْ جَاءَ جِبْرِيْلُ وَقَالَ
أَرْسَلَنِيَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَي لَمَّا سَمِعَ مَقَالَتــَكُمْ
وَأَمَرَكَ أَنْ تَسْأَلَنِي عَمَّا أُحِبُّ إِنْ كُنْتُ مِنْ أَهْلِ
الدُّنـــْيَا. فَقَالَ : إِرْشَادُ الضَّالِّيْنَ وَمُؤَانَسَةُ الغُرَبَاءِ
القَانِتِيْنَ وَمُعَاوَنَةُ أَهْلِ الْعِيَالِ المُعَسِّرِيْنَ.
Ketika
mereka berbincang-bincang, tiba-tiba malaikat jibril alaihis salam datang dan
berkata, “Allah subhanahu wata’ala mengutus saya ketika Allah subhanahu
wata’ala mendengar perbincangan kalian. Dan Allah memerintah kamu agar kamu
menanyai saya tentang apa yang paling saya cintai jika saya menjadi penduduk
dunia.” Kemudian jibril berkata, “Memberi petunjuk orang yang sesat, menghibur
orang yang terasing karena taat dan menolong rakyat yang sedang keadaan sulit.”
وَقَالَ جِبْرِيْلُ رَبُّ العِزَّةِ جَلَّ جَلاَلُهُ يُحِبُّ مِنْ
عِبَادِهِ ثـــَلاَثَ حِصَالٍ : بَدْلُ اْلاِسْتِطَاعَةِ وَاْلبُكَاءُ عِنْدَ
النَّدَامَةِ وَالصَّبْرُ عِنْدَ الفَاقَةِ.
Dan
jibril alaihis salam berkata, “Demi Rabb yang Maha Mulia dan Agung, Allah
mencintai hamba-Nya pada tiga keadaan; mencurahkan kemampuan, menangis dalam
penyesalan, dan sabar diwaktu ada kebutuhan.”
EMPAT PILIHAN
اِخْتــَارَ أَحَدُ اْلحُكَمَاءِ أَرْبَعَ كَلِمَاتٍ مِنْ أَرْبَعِ
كُتـــُبٍ :
مِنَ
التـــَّوْرَاةِ : مَنْ
رَضِيَ بِمَا أَعْطَاهُ اللهُ اسْتَرَاحَ فِي الدُّنــْيَا وَالآخِرَةِ.
مِنَ
اْلإِنــْجِيْلِ : مَنْ هَدَمَ
الشَّهَوَاتِ عَزَّ فِي الدُّنــْيَا وَالآخِرَةِ.
مِنَ
الزَّبــُوْرِ : مَنْ
تَفَرَّدَ عَنِ النَّاسِ نَجَا فِي الدُّنـــْيَا وَالآخِرَةِ.
مِنَ
اْلفُرْقَانِ
: مَنْ حَفِظَ اللِّسَانَ سَلِمَ فِي الدُّنــْيَا وَالآخِرَةِ.
Salah
seorang ahli hikmah memilih empat kalimat dari empat kitab :
Dari
Kitab
Taurat
: Barangsiapa ridlo dengan apa yang diberikan
Allah kepadanya, maka ia akan
memperoleh ketenangan di dunia dan akhirat.
Dari
Kitab Injil : Barangsiapa menghancurkan syahwat,
maka ia akan memperoleh kemuliaan di dunia dan akhirat.
Dari
Kitab
Zabur
: Barangsiapa mandiri dari manusia, maka ia akan
memperoleh keberuntungan di dunia dan akhirat.
Dari
Kitab Al Quran : Barangsiapa
yang menjaga lisan, maka ia akan memperoleh keselamatan di dunia dan akhirat.
LIMA KESEMPATAN
Rasulullah
shollallahu alaihi wasallam bersabda:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَغْتــَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ
خَمْسٍ
“Waspadailah
lima perkara sebelum datangnya lima perkara”
حَيَاتُكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“ hidupmu sebelum matimu”
وَصِحَّتُكَ قَبْلَ مَرَضِكَ
“sehatmu
sebelum sakitmu,”
وَفَرَاغُكَ قَبْلَ شَغْلِكَ
“waktu
senggangmu sebelum waktu sibukmu,
” وَشَبَابُكَ قَبْلَ هَرَمِكَ
“masa
mudamu sebelum tua,”
, وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ.
“masa
kayamu sebelum kefakiranmu.”
ENAM KEWASPADAAN
وَقَالَ عُثـــْمَانُ أَنَّ اْلمُؤْمِنَ فِي سِتــَّةِ أَنــْوَاعٍ
مِنَ اْلخَوْفِ :
أَحَدُهَا : مِنْ قِبَلِ اللهِ
تَعَالَي أَنْ يَأْخُذَ مِنْهُ اْلإِيْمَانَ.
وَالثـــَّانِي : مِنْ قِبَلِ الحَفَظَةِ أَنْ يَكْتــُبُوْا
عَلَيْهِ مَا يَفْتــَضِحُ بِهِ يَوْمَ الْقَِيَامَةِ.
وَالثـــَّالِثُ : مِنْ قِبَلِ الشَّيْطَانِ أَنْ يُبْطِلَ عَمَلَهُ.
وَالرَّابِعُ : مِنْ قِبَلِ مَلَكِ اْلمَوْتِ أَنْ
يَأْخُذَهُ فِي غَفْلَةٍ بَغْتــَةً.
وَاْلخَامِسُ : مِنْ قِبَلِ الدُّنــْيَا أَنْ يَغْتــَرَ
بِهَا وَتــُشْغِلَهٌ عَنِ الآخِرَةِ.
وَالسَّادِسُ : مِنْ قِبَلِ اْلأَهْلِ وَاْلعِيَالِ أَنْ
يَشْتــَغِلَ بِهِمْ فَيُشْغِلُوْنــَهُ عَنْ ذِكْرِ اللهِ تَعَالَي.
Dari
Utsman Ibnu Affan radiyallahu anhu Ia berkata, “Sesungguhnya
orang mukmin harus takut (waspada) terhadap enam macam :
Dari
arah Allah subhanahu wata’ala, (jangan-jangan) Allah mengambil keimanan dari
dirinya,
Dari
arah Malaikat Penjaga, (jangan-jangan) malaikat menulis tulisan jelek yang
memberatkan dirinya di hari kiamat,
Dari
arah syetan, (jangan-jangan) syetan membatalkan amalnya,
Dari
arah malaikat maut, (jangan-jangan) malaikat tiba-tiba mencabut nyawanya ketika
ia sedang lalai,
Dari
arah dunia, (jangan-jangan) dunia berhasil membujuknya dan menyibukkannya
sehingga lupa akhirat.
Dari
arah keluarga, (jangan-jangan) keluarga menyibukkannya sehingga ia sibuk lupa
dzikir kepada Allah subhanahu wata’ala.
TUJUH DICEPATKAN
Rasulullah
shollallahu alaihi wasallam bersabda :
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم بَادِرُوْا
بِاْلأَعْمَالِ سَبْعًا
“Bersegeralah
kalian beramal (sebelum datangnya) tujuh perkara.”
هَلْ تَنْتــَظِرُوْنَ إِلاَّ فَقْرًا مُنْسِيًّا
“Bukankah
kalian tidak menantikan kecuali kefakiran yang melalaikan,
أَوْ غِنًي
مُطْغِيًا,
“atau
kekayaan yang menyebabkanmu melampaui batas”
أَوْ مَرَضًا مُفْسِدًا
“atau
sakit yang merusak,”
أَوْ هَرَماً مُفْنِداً,
“atau
usia tua yang melemahkan,”
أَوْ مَوْتاً مُجْهِزًا,
“atau
kematian yang sangat cepat”
أَوْ الدَّجَّالَ فَشَرَّ غَائِبٍ يُنْتــَظَرُ,
“atau
dajjal maka ia adalah seburuk-buruk makhluk ghoib yang ditunggu,”
أَوِ السَّاعَةَ فَالسَّاعَةُ أَدْهَي وَأَمَرُّ.
“atau
hari kiamat, maka hari kiamat itu adalah lebih besar bencananya serta paling
pahit.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar