kaligrafi

kaligrafi

Kamis, 03 November 2011

JANGAN SEMBUNYIKAN ILMU

Jama’ah shalat jum’ah yang dimulyakan Allah Ta’ala
Ilmu agama ibarat cahaya yang memancar di malam hingga menerangi alam sekitarnya. Gelapnya malam yang tidak bisa melihat segala sesuatu di sekitarnya akan sirna dengan datangnya cahaya walaupun hanya setitik. Demikianlah kebenaran ketika telah datang, maka yang batil akan sirna. Allah Ta’ala berfirman :

وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Dan Katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”. Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. [ Qs. Al Isra' : 81 ].


Jama’ah shalat jum’ah yang dimulyakan Allah Ta’ala
Akan tetapi yang menjadi persoalan adalah adanya para ustadz dan ulama’ yang menyembunyikan ilmu agama saat ummat membutuhkan. Saat ummat membutuhkan penjelasan tentang siapa musuh kita dan siapa saudara kita, apa makar musuh terhadap ummat, hakekat tauhid yang diajarkan oleh para nabi dan perkara-perkara penting lainnya, banyak para da’I yang pura-pura tidak tahu atau bahkan bungkam. Banyak diantara mereka yang takut jika menyampaikan kebenaran maka penguasa akan marah kepadanya, banyak orang yang tidak senang kepadanya, dan akhirnya akan membahayakan pekerjaannya sehingga ia takut untuk menyuarakan kebenaran ditengah-tengah ummat.

Kita juga sering mendengar sebuah ungkapan “Sampaikan kebenaran meski itu pahit. Ungkapan ini rasanya sudah teramat sering diungkap para dai di tengah umat ini. Namun praktiknya amat jauh dari “teori”-nya. Betapa banyak dai yang tak berani menyuarakan al-haq karena khawatir kedudukannya di tengah masyarakat terancam, khawatir kehilangan simpatisan, khawatir distop suplai dananya, khawatir “ukhuwah” rusak dan umat lari dari dakwah (partai)-nya, dan dalih lainnya yang dibuat-buat.

Terhadap da’i-da’I yang seperti ini Allah Ta’ala telah mengancam dalam ayat-Nya ;
إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى مِن بَعْدِ مَا بَيَّنَّاهُ لِلنَّاسِ فِي الْكِتَابِ أُولَـئِكَ يَلعَنُهُمُ اللّهُ وَيَلْعَنُهُمُ اللَّاعِنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela’nati, [ QS. Al baqarah : 159 ].

Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullaah mengatakan, “Seorang penuntut ilmu hendaklah memberikan ilmunya kepada penuntut ilmu selainnya dan tidak menyembunyikan suatu ilmu pun karena ada larangan keras dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam terhadap perbuatan tersebut.”
Jama’ah shalat jum’ah yang dimulyakan Allah Ta’ala

Allah Ta’ala juga menyebutkan dalam ayat yang lain :

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ أُوتُوا نَصِيبًا مِنَ الْكِتَابِ يَشْتَرُونَ الضَّلاَلَةَ وَيُرِيدُونَ أَنْ تَضِلُّوا السَّبِيلَ. وَاللهُ أَعْلَمُ بِأَعْدَائِكُمْ وَكَفَى بِاللهِ وَلِيًّا وَكَفَى بِاللهِ نَصِيرًا

“Apakah kamu tidak melihat orang-orang yang telah diberi bagian dari Al-Kitab (Taurat)? Mereka membeli (memilih) kesesatan (dengan petunjuk) dan mereka bermaksud supaya kamu tersesat (menyimpang) dari jalan (yang benar). Dan Allah lebih mengetahui (daripada kamu) tentang musuh-musuhmu. Dan cukuplah Allah menjadi pelindung (bagimu). Dan cukuplah Allah menjadi penolong (bagimu).” (An-Nisa`: 44-45)

Peringatan demi peringatan kita lalui di dalam Al-Qur`an agar jangan sekali-kali kita mengikuti langkah dan akhlak mereka. Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Janganlah kalian menyembunyikan pengetahuan yang ada pada kalian tentang Rasul-Ku dan apa yang dibawanya, sementara kalian mengetahui hal itu tertulis di dalam kitab-kitab yang ada di tangan kalian.” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/109).

Inilah ancaman yang keras terhadap orang-orang yang menyembunyikan al haq takut akan gaji mereka dan kenikmatan dunia mereka hilang. Takut jika para taghut dan orang-orang yang tidak senang dengan mereka akan mengancamnya dengan penjara dan penyiksaan. Tidak tahukah mereka bahwa jalan untuk dakwah ini dari masa kemasa tidak pernah sepi dari onak dan duri serta hal-hal yang tidak menyenangkan. Tidak tahukah mereka bahwa jalan tersebut adalah jalan para nabi dan ulama’ yang lurus sejak dulu ?

Rasulullah sallallahu alaihi wasallam juga mengancam dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi sallallahu alaihiwasallam bersabda :

مَا مِنْ رَجُلٍ يَحْفَظُ عِلْماً فَيَكْتُمُهُ إِلاَّ أُتِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلْجَمًا بِلِجَامِ مِنَ النَّارِ
Tidaklah seorang muslim mendapatkan ilmu kemudian ia sembunyikannya, kecuali akan diberikan dengannya pada hari kiamat kendali dari kendali api neraka. [ HR. Shahin sunan Ibnu Majah : 210 ].

Ilmu itu memiliki nilai yang harus ia bayar. Dan bayarannya adalah mengamalkan serta menyampaikannya pada manusia tanpa ada pengurangan, sebagaimana dalam sebuah hadist :

مَثَلُ الَذِي يَتَعَلَّمُ الْعِلْمَ ثُمَّ لاَ يُحَدَّثُ بِهِ، كَمَثَلِ الَّذِي يَكْنِزُ الْكَنْزَ ثُمَّ لاَ يُنْفِقُ مِنْهُ
Permisalan seseorang yang mencari ilmu kemudian tidak menyampaikannya seperti seseorang yang mengumpulkan perbendaharaan [ harta ] kemudian tidak diinfaqkan dengannya. [ HR. Tobrini, shohih targhib : 118 ].

Jama’ah shalat jum’ah yang dimulyakan Allah Ta’ala
Walau demikian, seorang da’I juga harus tahu kepada siapa ia berbicara. Jika memang mereka orang-orang yang belum layak menerimanya maka ilmu itu ditahannya sampai pada satu waktu yang tepat sehingga ilmu itu sampai pada mereka.

Demikian khutbah yang kami sampaikan. Semoga kita terjaga dari sifat yang jelek ini dan dibimbing Allah Ta’ala untuk menjadi ulama’ robbani yang tetap menyampaikan kebenaran saat jalan kebenaran sepi dari para penyerunya.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ إِنَّهُ هُوً الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمِ

Khotbah kedua
الحَمْدُ لِلَّهِ الصَلاَةُ وَ السَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ , وَ عَلَى أَلِهِ وَ صَحْبِهِ وَمَنْ وَالَهُ وَ بَعْدُ
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam menggambarkan kondisi akhir zaman yang hari ini telah terjadi. Kondisi tersebut membutuhkan peran para ulama’ yang lurus untuk membimbing ummat agar selamat dari fitnah tersebut. Beliau bersabda ;

((إِنَّ بَيْنَ يَدَي السَّاعَةِ سِنِيْنَ خَدَّاعَةٌ، يُتَّهَمُ فِيْهَا اْلأَمِيْنُ وَيُؤْتَمَنُ الْخَائِنُ وَيُصَدَّقُ فِيْهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيْهَا الصَّادِقُ، وَيَتَكَلَّمُ فِيْهَا الرُّوَيْبِضَةُ))، قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ‏ وَمَا الرُّوَيْبِضَة‏ُُ؟‏ قَالَ: ((السَّفِيْهُ يَنْطِقُ فِيْ أَمْرِ الْعَامَّةِ))
“Sesungguhnya menjelang hari kiamat akan ada tahun-tahun penuh rekayasa, orang yang terpercaya dicela, sementara pengkhianat justru dipercaya, kala itu, pendusta dipercaya dan orang jujur didustakan, dan akan berbicara para ‘Ruwaibidloh’. Ditanyakan, “Wahai Rasulullah, apakah Ruwaibidloh itu?” beliau bersabda, “Orang bodoh yang berbicara tentang urusan orang banyak.” [ HR. Ahmad ].

Zaman ini adalah zaman yang penuh rekayasa (penipuan) yang digunakan para musuh islam dan ulama’ su’ untuk menyesatkan ummat islam. Dan bahaya yang besar adalah ketika dusta dan tipuan itu muncul dari para imam agama yang mereka tidak bertakwa kepada Alloh ta’ala, mereka memberikan kesaksian palsu tiap pagi dan sore menyesatkan umat

Yang lebih menambah kedustaan ini adanya lembaga-lembaga yang targetnya adalah membuat kesamaran ummat. Orang terkadang masih menganggap asing ketika kita berbicara mengenai sebagian lembaga yang menisbatkan diri kepada syari’at, fikih dan ilmu telah melakukan peran ini baik mereka sadar atau tidak. Munculnya para ulama su’ pada layar-layar televisi dan stasiun-stasium radio untuk memberikan fatwa kepada manusia, sebenarnya target utamanya bukan sekedar penayangan saja. Kalau hanya itu tujuannya, tentu akan tampil juga ulam-ulama yang jujur dalam layar stasiun-stasiun lokal maupun non lokal, juga dalam stasiun-stasiun siaran lokal. Namun target dari lembaga-lembaga ini adalah bahwa mereka memiliki kepentingan di saat-saat kondisi susah dan saat-saat ummat sedang jauh dari Islam.

Dari sinilah kita mengharapkan para ulama’ dan da’I yang siap menyampaikan kebenaran lewat ceramah-ceramah, tulisan dan media lainnya. Kita akan lawan berbagai penyesatan yang dilakukan oleh para ulama’ su’ tersebut dengan segala kemampuan kita. Dan kita yakin bahwa Allah Ta’ala akan memenangkan orang-orang yang beriman.

Semoga kita dibimbing Allah Ta’ala menempuh jalan kebenaran, diistiqamahkan pada jalan tersebut dan diwafatkan di atas jalan kebenaran tersebut. [ Amru ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut