kaligrafi

kaligrafi

Selasa, 29 Maret 2011

AGAR SELAMAT DARI AZAB ALLOH


Allah swt. berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لا يُفْتَنُونَ
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? (Q.S.Al-Ankabuut:2)

            Perhatikanlah apa yang telah dilakukan oleh Allah swt. terhadap orang yang telah menyatakan “ kami telah beriman “yang dilakukan oleh orang-orang yang telah mendahului kita. Hal ini d apat kita ketahui dari firman Allah swt. dalam Surat Al-Ankabuut:3.

وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكاذِبِينَ
Dan Sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta. Ujian-ujian dari Allah swt. itulah yang akan membuktikan benar dan dustanya ucapan iman kita itu .
 Pengakuan beriman kepada Allah swt. harus kita ikuti dengan amal saleh, kalau tidak mau kita dikatakan sebagai orang yang dusta atau berbohong kepada Allah swt. Oleh karena itu amal saleh (baik) hendaknya menjadi dasar perilaku, tabiat, dan karakter dalam kehidupan sehari-hari. Allah swt. akan memberi nikmat yang sesungguhnya yaitu (surga) terhadap siapa saja yang pengakuan imannya tidak dusta.
Allah swt. berfirman:

وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, mereka itu penghuni surga; mereka kekal di dalamnya. (Q.S.Al-Baqarah:2)

Banyak diantara kita yang menyangka bahwa diri kita ini akan selamat dari adzab Allah swt. di dunia maupun di akherat. Sehingga kita masih selalu mengerjakan hal-hal yang dilarang oleh Allah swt. Jika demikian amatlah buruk apa yang kita tetapkan itu. Atau mungkin kita tidak takut atau meremehkan adzab-Nya, sehingga kita berani melakukan hal-hal yang dilarang Allah swt. dengan mewarnai perilaku, perbuatan, ucapan, penglihatan, pendengaran, dan pemikiran yang tidak sesuai  dengan kehendak Allah swt.
Allah swt. berfirman:
أَمْ حَسِبَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئاتِ أَنْ يَسْبِقُونا ساءَ ما يَحْكُمُونَ
Ataukah orang-orang yang mengerjakan kejahatan itu mengira bahwa mereka akan luput (dari azab) Kami? Amatlah buruk apa yang mereka tetapkan itu. (Q.S. Ankabuut:4)
Marilah kita intropeksi amal kita ini, banyak yang baik atau banyak yang buruk, jika masih banyak yang buruk, marilah kita kurangkan atau kikis sama sekali amal buruk itu agar pengakuan iman kita bukan pengakuan kebohongan diri. Jika pengakuan iman kita itu merupakan pengakuan kebongan diri, maka kita tidak akan pernah bisa lepas dari ancaman Allah swt.  baik adzab dunia maupun adzab akhirat.
Allah swt. berfirman:

مَنْ كَسَبَ سَيِّئَةً وَأَحَاطَتْ بِهِ خَطِيئَتُهُ فَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Barangsiapa berbuat dosa dan ia Telah diliputi oleh dosanya, mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. (Q.S.Al-Baqarah:81).

Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan diri dari adzab Allah swt. baik adzab dunia maupun adzab akhirat, antara lain:

1.    Bertaubat kepada Allah swt. dari segala dosa.
Kita hendaknya senantiasa bertaubat kepada Allah swt. dan memperbarui taubat setiap saat dan kesempatan dari dosa-dosa yang kita lakukan.
Allah swt. berfirman:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (Q.S.An-Nuur:31)

2.    Memperbanyak istighfar
Kita harus membiasakan beristighfar sepanjang siang dan malam, semoga Allah swt. merahmati kita.

Allah swt. berfirman:

وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Dan mohonlah ampun kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S.Al-Baqarah:199).

3.    Perasaan harap
Kita tidak boleh hanya mempunyai perasaan takut tanpa perasaan harap dari adzab Allah swt. Kalau dalam diri kita hanya ada perasan takut tanpa adanya perasaan harap maka kita akan menentukan sendiri di hati kita, bahwa Allah swt. tidak akan merahmati lagi dan tidak akan mengampuni sama sekali dosa-dosa kita. Oleh karena itu hendaknya kita berhati-hati dalam menempatkan diri pada perasaan antara takut dan harap. Jangan sekali-kali memperdaya Allah swt dan bersikap menentang, karena Allah sangat cepat siksa-Nya. Sedang Dia juga Maha Pengampun dan Penyayang.

Allah swt. berfirna:
أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا
Siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti. (Q.S.Al-Israa':57)

4.    Bersabar terhadap bala' (musibah)
Kita harus bersabar ketikatertimpa bala’ dan musibah, kesulitan dan kesusahan, dan segala macam kedhaliman. Kita tidak boleh putus asa atas semuanya itu, karena Allah swt. menyukai orang-orang yang sabar.
Allah swt. berfirman:

وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ
Allah menyukai orang-orang yang sabar. (Q.S.Ali Imran:146)
5.    Mensyukuri nikmat
Kita hendaknya dapat menyukuri nikmat pemberian Allah swt. dengan bentuk pengabdian kepada-NYa. Jikalau kita mengkufuri nikmat maka Allah swt. akan menghapus kenikmatan itu dan menukarnya dengan kehampaan.
Allah swt. berfirman:



وَاشْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah. (Q.S.An-Nahl:114)

6.    Berzuhud di dunia.
Kita harus menjauhkan dunia dari hati dan pikiran kita sehingga dunia tampak kecil dan tidak berarti oleh kita. Bila kita bersikap seperti itu  kita akan mampu berpaling dari urusan harta benda dunia meski kita kuasa dan mampu mengumpulkannya dan kita hanya akan mengambil dari harta benda dunia itu secukupnya untuk bekal hidup di alam fana’ ini ini.

Allah swt. berfirman:
وَمَا أُوتِيتُمْ مِنْ شَيْءٍ فَمَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَزِينَتُهَا وَمَا عِنْدَ اللَّهِ خَيْرٌ وَأَبْقَى أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan apa saja yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah ke- nikmatan hidup duniawi dan perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal. Maka apakah kamu tidak memahaminya? (Q.S.Al-Qashash:60)

7.    Tawakal (berserah diri)
Kita harus mempunyai keteguhan hati dan keyakinan, bahwa semua perkara bergantung pada tangan dan genggaman Allah swt.

Allah swt. berfirman:
وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا
Dan tawakallah kepada Allah. cukuplah Allah menjadi Pelindung. (Q.S.An-Nissa’:81)

8.      Cinta kepada Allah swt.
Kita hendaknya benar-benar mencintai Allah swt. Kalau kita benar-benar mencintai Allah swt., maka akan mendorong kita untuk mengutamakan Allah swt. daripada yang selain-Nya.
Allah swt. berfirman:
وَالَّذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّه
Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. 9Q.S.Al-Baqarah:165).

9.    Ridha kepada Allah swt.
Kita harus tabah menerima segala ketentuan Allah swt. Apa pun ketentuan Allah swt. harus kita terima meskipun ketentuan itu bertentangan dengan keinginan kita.
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadanya. (Q.S.Al-Bayinah:8).

10.  Berniat baik dan ikhlas
Hendaknya kita senantiasa berniat baik dalam segala amal yang kita lakukan. Niat yang baik akan mendatangkan manfaat. Sedangkan niat yang tidak baik tidak akan mendatangkan manfaat apa pun. Sebab niat baik lebih baik daripada amalannya.
Raulullah saw. bersabda:
نِيَّةُ الْمُؤْمِنِ خَيْرٌ مِنْ عَمَلِه وَنِيَةُ الْفَاجِرُ شَرٌّ مِنْ عَمَلِهِ    
أخرجه القضاعى
Niat seorang mukmin lebih baik dari amalnya dan niatnya seorang fajir (celaka) lebih jelek dari amalnya. (Ahrajau Al-Qudha’i)
Kita harus menyengajakan semua amal ibadah, ketaatan, dan perbuatan semata-mata kepada Allah swt. untuk mendekatkan diri dan memperoleh keridhan Allah swt. bukan untuk tujuan-tujuan yang lain.

11.    Berlaku benar dan setia kepada Allah swt.
Kita tidak boleh berdusta dalam semua tutur kata karena kebenaran mempunyai tempat disegala amalan, niat, semua tingkat, dan maqam.
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (Q.S. Qaaf:16)

12.    Tafakur (berpikir)
Kita harus berpikir dapat menambah kema’rifatan kita kepada Allah swt. Seperti memikirkan tentang segala ciptaan-Nya, bukti-bukti ciptaan-Nya, dan keajaiban ciptaan-Nya.
Kita harus berpikir yang dapat menambah cinta dan syukur kita kepada Allah swt. seperti meneliti segala nikmat dan pemberian Allah swt. baik yang terkait dengan urusan dunia dan agama.
Kita harus berpikir yang dapat melahirkan perasaan takut, cemas, dan malu kepada Allah swt. seperti memikirkan kebesaran hak-hak Allah swt. terhadap hamba-Nya manakala melalaikan dan mengabaikan hak-hak ketuhanan-Nya.
Kita harus berpikir yang dapat melahirkan perasaan zuhud, seperti mengarahkan pemikiran kita kepada bencana-bencana dunia.
Kita harus berpikir yang dapat melahirkan kecintaan untuk mengutamakan akhirat melebihi dunia. Yaitu berpikir tentang hari akherat yang nikmat-nikmatnya kekal, kelezatannya tidak terhingga, dan kegembiraan yang tidak ada habisnya. Hal ini harus kita lakukan karena akan menambah keinginan dan kesungguhan dalam beramal.
Allah swt. befirman:
كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ. فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَة
" Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir, tentang dunia dan akhirat. (Q.S.Al-Baqarah:219-220)

13.    Mengingat Maut.
Kita harus memperbanyak mengingat maut dan mempersiapkan diri untuk menghadapinya.  Kalau  kita merasa ajal kita semakin dekat maka kita akan memperbanyak amal saleh di setiap waktu, meninggalkan amal-amal yang tidak berguna, dan perasan malas untuk beramal. Sebaliknya kalau kita mempunyai harapan untuk hidup lama di dunia ini dan kurang mengingat mati, maka sikap itu berlawanan dengan sikap untuk memperbanyak mengingat mati.
Rasulullah saw. bersabda:
أَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْرِ هَازِمِ اللَّذَاتِ رواه ابن حبان
Perbanyaklah mengingat mati. (HR.Ibnu Hiban)
Sikap-sikap sebagaimana tersebut di atas harus kita miliki dan kita implenetasikan dalam kehidupan sehari-hari, karena sikap-sikap tersebut merupakan sikap-sikap yang mulia dan tinggi derajatnya yang dapat menyelamatkan kita dari adzab Allah swt.
Mudah-mudahan pernyataan iman kita tidak termasuk pernyataan yang dusta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut